- 04 Jul 2016, 18:12
#10679
Bab 1. Pendahuluan.
Sudah lama saya ingin menulis kesaksian ini, tetapi belum ada kesempatan untuk menuliskannya.
Setelah belasan tahun bergumul, pada kesempatan inilah saya dapat menuliskan kesaksian ini.
Kesaksian ini bukan untuk saya, tetapi untuk semua orang yang mau percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat hidupnya.
Setiap orang berusaha mencari keselamatan hidup setelah kematian.
Mulai dari beribadah, melakukan hal-hal yang baik, beramal kepada orang-orang miskin dan mempercayai adanya Sang Pencipta.
Setiap orang berusaha meraih Kehidupan di Surga.
Tetapi tidak bagi saya..... hingga suatu hari, seakan-akan ada panggilan kuat di pikiran dan batin saya, bagaimana cara menemukan Kehidupan Surga itu.
Kesaksian ini berawal ketika saya beranjak usia 12 tahun.......
Bab 2. Kilas Balik
Saya adalah seorang anak laki-laki yang sejak usia 6 bulan, terpisah dari orangtua.
Sejak saya lahir hingga usia saya 6 bulan, saya diasuh oleh Ayah dan Nenek saya.
Saya memiliki ibu, tetapi ibu saya telah meninggalkan keluarga saya dan ayah saya.
Saya seorang anak yang tidak tahu hari, tanggal, bulan dan tahun saya lahir.
Kisah saya dimulai ketika usia saya 6 bulan, saya diadopsi oleh keluarga Kristen yang taat dan baik.
Ketika usia saya menginjak 1 tahun, saya bertumbuh tidak seperti anak-anak pada umumnya.
Rambut saya botak, gigi belum tumbuh, badan saya kecil dan kurus.
Keadaan saya seperti itu hingga usia saya hampir 2 tahun.
Saya kecil mendapat julukan "anak monyet", karena badan saya yang kurus dan kecil.
Pada satu ketika Paman saya di kampung, memberitahu Ibu saya bahwa saya memiliki kelainan.
Paman saya berkata bahwa saya memiliki intuisi yang sangat tajam dan cerdas.
Ibu saya hanya tersenyum dan menanyakan alasannya, mengapa berbicara seperti itu?
Lalu Paman saya menjawab : Anak kakak itu, bagaimana dia tahu bahwa dia mau diambil (diadopsi) oleh keluarga sini (Paman saya)? Seolah-olah dia tahu bahwa dia mau diambil.
Sampai2 tidak mau lepas dari gendongan kakak (Ibu saya) selama seharian.
Kejadian itu dijawab dengan senyuman dari Ibu saya dan Paman saya harus rela saya tidak jadi diadopsi oleh mereka, karena selama 1 minggu saya tidak lepas dari pelukan dan gendongan Ibu saya.
Saya sendiri mampu mengingat apa yang terjadi pada saat itu dan saya dengan jelas dapat menjelaskan secara detail mengenai keadaan rumah, siapa2 saja yang ada di rumah tersebut dan aktivitas apa saja yang mereka lakukan, padahal usia saya 1.5 tahun
Di tahun ke-2 usia saya... saya mengalami sakit2an, setiap minggu saya dibawa ke dokter untuk berobat.
Saya sendiri ingat kartu absensi saya yang penuh dengan kehadiran saya dan catatan medis saya.
Kondisi saya seperti itu sampai usia saya 5 tahun.
Selama bertahun2 saya harus minum obat setiap minggu dan pergi ke dokter.
Jika saya mengingat hal itu, sungguh mereka adalah orangtua yang sangat baik, bertanggungjawab dan peduli.
Usia orangtua saya saat itu sudah masuk usia Lansia.
Bersambung.....
Sudah lama saya ingin menulis kesaksian ini, tetapi belum ada kesempatan untuk menuliskannya.
Setelah belasan tahun bergumul, pada kesempatan inilah saya dapat menuliskan kesaksian ini.
Kesaksian ini bukan untuk saya, tetapi untuk semua orang yang mau percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat hidupnya.
Setiap orang berusaha mencari keselamatan hidup setelah kematian.
Mulai dari beribadah, melakukan hal-hal yang baik, beramal kepada orang-orang miskin dan mempercayai adanya Sang Pencipta.
Setiap orang berusaha meraih Kehidupan di Surga.
Tetapi tidak bagi saya..... hingga suatu hari, seakan-akan ada panggilan kuat di pikiran dan batin saya, bagaimana cara menemukan Kehidupan Surga itu.
Kesaksian ini berawal ketika saya beranjak usia 12 tahun.......
Bab 2. Kilas Balik
Saya adalah seorang anak laki-laki yang sejak usia 6 bulan, terpisah dari orangtua.
Sejak saya lahir hingga usia saya 6 bulan, saya diasuh oleh Ayah dan Nenek saya.
Saya memiliki ibu, tetapi ibu saya telah meninggalkan keluarga saya dan ayah saya.
Saya seorang anak yang tidak tahu hari, tanggal, bulan dan tahun saya lahir.
Kisah saya dimulai ketika usia saya 6 bulan, saya diadopsi oleh keluarga Kristen yang taat dan baik.
Ketika usia saya menginjak 1 tahun, saya bertumbuh tidak seperti anak-anak pada umumnya.
Rambut saya botak, gigi belum tumbuh, badan saya kecil dan kurus.
Keadaan saya seperti itu hingga usia saya hampir 2 tahun.
Saya kecil mendapat julukan "anak monyet", karena badan saya yang kurus dan kecil.
Pada satu ketika Paman saya di kampung, memberitahu Ibu saya bahwa saya memiliki kelainan.
Paman saya berkata bahwa saya memiliki intuisi yang sangat tajam dan cerdas.
Ibu saya hanya tersenyum dan menanyakan alasannya, mengapa berbicara seperti itu?
Lalu Paman saya menjawab : Anak kakak itu, bagaimana dia tahu bahwa dia mau diambil (diadopsi) oleh keluarga sini (Paman saya)? Seolah-olah dia tahu bahwa dia mau diambil.
Sampai2 tidak mau lepas dari gendongan kakak (Ibu saya) selama seharian.
Kejadian itu dijawab dengan senyuman dari Ibu saya dan Paman saya harus rela saya tidak jadi diadopsi oleh mereka, karena selama 1 minggu saya tidak lepas dari pelukan dan gendongan Ibu saya.
Saya sendiri mampu mengingat apa yang terjadi pada saat itu dan saya dengan jelas dapat menjelaskan secara detail mengenai keadaan rumah, siapa2 saja yang ada di rumah tersebut dan aktivitas apa saja yang mereka lakukan, padahal usia saya 1.5 tahun
Di tahun ke-2 usia saya... saya mengalami sakit2an, setiap minggu saya dibawa ke dokter untuk berobat.
Saya sendiri ingat kartu absensi saya yang penuh dengan kehadiran saya dan catatan medis saya.
Kondisi saya seperti itu sampai usia saya 5 tahun.
Selama bertahun2 saya harus minum obat setiap minggu dan pergi ke dokter.
Jika saya mengingat hal itu, sungguh mereka adalah orangtua yang sangat baik, bertanggungjawab dan peduli.
Usia orangtua saya saat itu sudah masuk usia Lansia.
Bersambung.....